Sabtu Petang #1

Sudah begitu lama sejak waktuku tersita oleh kesibukkan tanpa jeda, akhirnya hari ini ku kembali bisa berbahasa denganmu__senja. Telah begitu lama ku pendam sajak ini padamu, sajak untuknya yang tak pernah nyata.

Senja…
Tahukah kau?
Jauh dilubuk hati yang terdalam masih ada sisa-sisa kerinduan yang membeku. Entah bagaimana? Ku harus dapat mencairkannya. Tak mungkin aku terus menyimpannya yang sungguh-sungguh menyiksa hidupku.

Senja…
Meski beberapa waktu yang lalu aku berjanji untuk melupakannya sesegera mungkin, maaf aku belum mampu memenuhinya. Bukan karena apapun, tetapi bayangannyalah yang kerap menyisip dalam pekatnya malam, memenuhi memori otakku dan membuatku kesulitan bernafas.

Senja …
Kutahu, mungkin kau sangat bosan mendengarkan cerita anehku. Kisah tanpa tokoh yang berganti dengan alur yang tak jauh berbeda. Walaupun begitu, ku harap kau selalu setia mendengarkan setiap piluku. Aku tak tahu harus membagikannya pada siapa? Dan kau adalah yang paling kupercaya dari siapapun.

Senja…
Kita sama-sama lelah dalam penantian tanpa akhir. Kita sama-sama menangisi sosok yang tak pernah tahu seberapa parah luka kita. Bahkan ia tak bisa merasakan getaran alami yang telah kita ciptakan tanpa sadar.

Senja…
Ku harap kau selalu bersabar menghiasi indahnya cakrawala, karena keindahan pancaranmu membuat lukaku perlahan mongering hingga ia benar-benar sembuh, meski tetap meninggalkan bekas selamanya.

Senja…
Walau kini kita hanya bersama dalam hitungan menit, kau berjanji takkan meninggalkanku bukan? Aku terlalu rapuh menahan beban yang tak seharusnya ku miliki.


 Zatul Omaira

Tidak ada komentar:

Posting Komentar