Sudah
begitu lama sejak waktuku tersita oleh kesibukkan tanpa jeda, akhirnya hari ini
ku kembali bisa berbahasa denganmu__senja. Telah begitu lama ku pendam sajak
ini padamu, sajak untuknya yang tak pernah nyata.
Senja…
Tahukah
kau?
Jauh
dilubuk hati yang terdalam masih ada sisa-sisa kerinduan yang membeku. Entah
bagaimana? Ku harus dapat mencairkannya. Tak mungkin aku terus menyimpannya
yang sungguh-sungguh menyiksa hidupku.
Senja…
Meski
beberapa waktu yang lalu aku berjanji untuk melupakannya sesegera mungkin, maaf
aku belum mampu memenuhinya. Bukan karena apapun, tetapi bayangannyalah yang
kerap menyisip dalam pekatnya malam, memenuhi memori otakku dan membuatku
kesulitan bernafas.
Senja
…
Kutahu,
mungkin kau sangat bosan mendengarkan cerita anehku. Kisah tanpa tokoh yang
berganti dengan alur yang tak jauh berbeda. Walaupun begitu, ku harap kau
selalu setia mendengarkan setiap piluku. Aku tak tahu harus membagikannya pada
siapa? Dan kau adalah yang paling kupercaya dari siapapun.
Senja…
Kita
sama-sama lelah dalam penantian tanpa akhir. Kita sama-sama menangisi sosok
yang tak pernah tahu seberapa parah luka kita. Bahkan ia tak bisa merasakan
getaran alami yang telah kita ciptakan tanpa sadar.
Senja…
Ku
harap kau selalu bersabar menghiasi indahnya cakrawala, karena keindahan
pancaranmu membuat lukaku perlahan mongering hingga ia benar-benar sembuh,
meski tetap meninggalkan bekas selamanya.
Senja…
Walau
kini kita hanya bersama dalam hitungan menit, kau berjanji takkan
meninggalkanku bukan? Aku terlalu rapuh menahan beban yang tak seharusnya ku
miliki.
Zatul Omaira
Tidak ada komentar:
Posting Komentar