Selubung Luka

Manusia  yang dulunya kukira tulus menyayangiku, kini telah melepas topengnya. Kesalahan paham, keegoisan yang berdampak fatal. Sekarang, aku sudah mengenalnya; seutuhnya.

Senyum yang dahulu menghangatkan jiwa, kini seperti bara api yang seakan membakar seluruh ragaku. Bahu yang dulu menjadi sandaran, kini berubah, berduri bagai kaktus di gurun pasir.

“Dia.. dia.. dia..!! Apa gak ada orang lain?” kalimat yang terucap dari mulutmu, ketika seorang teman berinisiatif untuk bertanya padaku. Kamu memang tidak sengaja mengatakannya, tapi, itu menyakitkan.

Aku memang berpura-pura tak mendengarnya. Aku berusaha tegar, aku tak ingin ada keributan. "Namun, kau tahu bagaimana perasaanku saat mendengarnya?"

Ya, hatiku hancur. Aku merasa seakan tak pantas menjadi seorang manusia. Aku tak pernah menyangka, orang yang dekat denganku (kamu) adalah musuhku nomor satu. Kuakui, kamu memang hebat, kamu mampu menyembunyikan kepalsuanmu padaku. 

Aku sulit membencimu. Aku tak bisa meluapkan amarahku untukmu, karena aku tak ingin menyakiti siapapun. Aku ikhlas kamu sakiti, tapi ingat Allah Maha Adil. Aku tak mau mencacimu, menyumpahimu atau mengutukmu, seperti yang kamu lakukan padaku. Aku hanya mendoakanmu, agar kamu menemukan cahaya-Nya dan menjadi pribadi yang lebih baik.

Dimataku, kamu bagai jarum yang menusuk ulu hati. Dan (mungkin) di matamu aku hanya seonggok sampah. Kini, aku tak mau lagi peduli padamu. Kamu dengan hidupmu dan aku dengan hidupku. Kita adalah sisi yang berbeda, tak mungkin dapat menyatu. Aku tak bisa berpura-pura lagi di hadapanmu, sulit memerankan adegan seolah tidak terjadi apapun diantara kita. 

Aku terlalu sakit dengan ucapanmu. Aku benci senyum manismu yang kau anggunkan di depanku, aku muak dengan segala kesinisan dan nistamu di belakangku. Aku tak bisa bernapas bersama orang yang tidak menghargaiku.

Ingatlah, keegoisan akan mencelakaimu kelak. Kamu manusia; makhluk sosial. Sehebat dan sekaya apapun, kamu tetap membutuhkan orang lain untuk berdiri. Kamu butuh orang lain untuk mengantarmu ke perisitirahatan terakhirmu, bahkan kamu juga butuh doa dari orang lain. 

Jasa memang tak telihat, ketika emas berserakan. Namun jangan menjadi kacang yang lupa kulitnya.


200314
Untuk mereka yang hidup dalam kepalsuan…
Mereka yang tak ingin kusebut namanya…

Zatul Omaira



Tidak ada komentar:

Posting Komentar