Pengagum Rahasia #2

Hatiku berdetak kencang. Tanganku gemetaran. Dan kegugupan itu bertambah saat Tia mendesakku untuk membuka kotak itu segera. Dengan hati-hati kubuka kotak tersebut perlahan. Mataku membulat ketika melihat isinya adalah sebuah kaset.

“Kaset apa itu?” tanya Tia sembari membolak-balik kaset tersebut.

“Ntah, aku juga gatau. Ini pengirimnya siapa lagi?”

“Coba kamu cek, mungkin ada kartu atau suratnya?”

“Gak ada Tia, ini isinya cuma potongan-potongan kertas origami!”

“Yaelah, parah ni orang. Coba kita periksa dulu isi kasetnya, jangan-jangan terror lagi, atau….” jawab Tia.

“Teror dari Hongkong..” jawabku sembari mengambil kaset itu dan memasukkan ke dalam laptopku.

Setelah proses loading yang cukup lama, akhirnya file tersebut bisa terbuka. Betapa terkejutnya aku dan Tia, ternyata isinya adalah tugas kelompok yang belum ku selesaikan. Melihat hal itu aku dan Tia tersenyum lega dan bersyukur. Namun, siapa gerangan yang membuatnya dan meletakkan di laci mejaku?

“Tapi, siapa yang ngasih kaset ini?” kataku pada Tia.

“Gatau Ra, kali aja fans kamu…,”canda Tia.

“Fans apaan? Aneh banget ini!!”

“Yaudah, ntar kita cari tau. Yang penting tugas selesai, heheheh…..” jawab Tia senang.

“Iya.. iya..! Tos dulu donk…..” imbuhku gembira.

Kring….. Kriiing…….. Kriiiiing…..!!!! Bel berbunyi tiga kali, pertanda pelajaran telah berakhir. Saat aku sedang mengemas tas, tiba-tiba ponselku berbunyi.

Tuiiing….! “1 pesan masuk” tertera di layar, akupun segera membaca pesan tersebut.

“From : 08236171xxxx | Gimana Tuan Putri? Sukses donk presentasinya hari ini. Hati-hati ya pulangnya.. ^__^”

Segera ku balas pesan tersebut.

“To : 08236171xxxx | Sebenarnya kamu siapa sih? Kok kamu tahu semua tentang aku? Tolong jawab!!!”

Beberapa menit kemudian, ia pun membalasnya.

“From : 08236171xxxx | Selow Tuan Putri!!! Suatu saat nanti kita akan bertemu, dan jangan terkejut. Yang pasti aku bukan teroris…^__^”

Aku semakin kesal membaca balasan darinya. Untungnya ia membantuku, setidaknya hal itu akan menjadi pertimbanganku untuk membalas pesannya dengan lebih sopan, meski amarahku kian memuncak.

“To : 08236171xxxx | Oke fine, kalau kamu memang gak mau ngasih tau identitasmu. Tapii, makasih untuk bantuanmu hari ini..”

Ia pun kembali membalasnya.

“From : 08236171xxxx | Bertrimkasihlah pada Tuhanmu.. ^___^”

“Alhamdulillah ya Allah..!!” ucapku dalam hati.

Aku pun segera bangkit dan pulang ke rumah.

Bersambung…
My Sweet Room
140314
Zatul Omaira

Tidak ada komentar:

Posting Komentar