Hatiku
berdetak kencang. Tanganku gemetaran. Dan kegugupan itu bertambah saat Tia
mendesakku untuk membuka kotak itu segera. Dengan hati-hati kubuka kotak
tersebut perlahan. Mataku membulat ketika melihat isinya adalah sebuah kaset.
“Kaset
apa itu?” tanya Tia sembari membolak-balik kaset tersebut.
“Ntah,
aku juga gatau. Ini pengirimnya siapa lagi?”
“Coba
kamu cek, mungkin ada kartu atau suratnya?”
“Gak
ada Tia, ini isinya cuma potongan-potongan kertas origami!”
“Yaelah,
parah ni orang. Coba kita periksa dulu isi kasetnya, jangan-jangan terror lagi,
atau….” jawab Tia.
“Teror
dari Hongkong..” jawabku sembari mengambil kaset itu dan memasukkan ke dalam
laptopku.
Setelah
proses loading yang cukup lama, akhirnya file tersebut bisa terbuka. Betapa
terkejutnya aku dan Tia, ternyata isinya adalah tugas kelompok yang belum ku
selesaikan. Melihat hal itu aku dan Tia tersenyum lega dan bersyukur. Namun,
siapa gerangan yang membuatnya dan meletakkan di laci mejaku?
“Tapi,
siapa yang ngasih kaset ini?” kataku pada Tia.
“Gatau
Ra, kali aja fans kamu…,”canda Tia.
“Fans
apaan? Aneh banget ini!!”
“Yaudah,
ntar kita cari tau. Yang penting tugas selesai, heheheh…..” jawab Tia senang.
“Iya..
iya..! Tos dulu donk…..” imbuhku gembira.
Kring…..
Kriiing…….. Kriiiiing…..!!!! Bel berbunyi tiga kali, pertanda pelajaran telah
berakhir. Saat aku sedang mengemas tas, tiba-tiba ponselku berbunyi.
Tuiiing….!
“1 pesan masuk” tertera di layar, akupun segera membaca pesan tersebut.
“From : 08236171xxxx | Gimana Tuan
Putri? Sukses donk presentasinya hari ini. Hati-hati ya pulangnya.. ^__^”
Segera
ku balas pesan tersebut.
“To : 08236171xxxx | Sebenarnya
kamu siapa sih? Kok kamu tahu semua tentang aku? Tolong jawab!!!”
Beberapa
menit kemudian, ia pun membalasnya.
“From : 08236171xxxx | Selow Tuan
Putri!!! Suatu saat nanti kita akan bertemu, dan jangan terkejut. Yang pasti
aku bukan teroris…^__^”
Aku
semakin kesal membaca balasan darinya. Untungnya ia membantuku, setidaknya hal
itu akan menjadi pertimbanganku untuk membalas pesannya dengan lebih sopan,
meski amarahku kian memuncak.
“To : 08236171xxxx | Oke fine,
kalau kamu memang gak mau ngasih tau identitasmu. Tapii, makasih untuk
bantuanmu hari ini..”
Ia
pun kembali membalasnya.
“From : 08236171xxxx |
Bertrimkasihlah pada Tuhanmu.. ^___^”
“Alhamdulillah
ya Allah..!!” ucapku dalam hati.
Aku
pun segera bangkit dan pulang ke rumah.
Bersambung…
My Sweet Room
140314
Zatul Omaira
Tidak ada komentar:
Posting Komentar