Diary Untuk Ayah


 
By : Zatul Omaira


Rasanya seperti mimpi buruk yang takkan berakhir. Jiwaku rapuh bersama getaran halilintar yang menerobos hingga ke inti bumi. Bahkan, desah nafasmu pun masih terngiyang erat di telingaku. Wajahmu yang teduh, selalu hadir dalam untaian doaku.
Aku tak pernah menyangka, kau akan pergi secepat ini. Bukan aku tak rela, hanya saja aku tak bisa hidup tanpamu.
Masih kuingat saat dulu kau membentakku, saat dulu kau memarahiku. Semua itu kau lakukan bukan karena kau benci padaku, tapi kau begitu menyayangiku. Hingga kau tak ingin melihatku tumbuh menjadi seorang gadis yang lemah.
Saat kau tak mau mengabulkan permintaanku. Aku tahu bukan karena kau tak mampu memenuhinya, melainkan kau ingin aku berusaha lebih keras untuk bisa mendapatkannya, bukan hanya menjadi gadis manja dengan perilaku buruk.
Kala kau melarangku melakukan kegiatan yang sangat ku inginkan. Itu bukan karena kau tak menyukainya, tapi kau tahu itu akan melukaiku.
Ketika kau tertawa bahagia, aku tak pernah ingin melupakan masa-masa itu. Andai saja aku mampu, aku ingin menghentikan waktu walau hanya sedetik tuk bisa memandangi manisnya wajahmu.
Saat tubuhmu mulai rapuh, senyum itu masih saja kau sungging untukku. Jika saja Illahi mengizinkan, aku rela menanggung semua penderitaanmu. Biar ragaku saja yang menerimanya, aku hanya ingin melihatmu dannya bahagia.
Namun, takdir berkata lain, Tuhan punya rencana yang lebih baik untuk kita. Meski kini kita tak lagi bisa berbagi dalam kenyataan, bayangmu takkan pernah lekang dari hatiku. Setiap kalimat nasihat yang kau curahkan akan ku jadikan tonggak semangat tuk bangkit dari keterpurukan ini.
Walaupun jutaan air mata telah jatuh mengenangi samudera hati ini, ragamu takkan lagi kembali ke sisiku. Aku tau, kau tlah bahagia di sana bersama Penciptamu. Maafkan aku yang masih tak ikhlas dengan takdir, maafkan aku yang terlalu sakit karena kepergianmu.
Ayah,,,
            Biar kau jauh di sana, aku janji kan menjadi lebih baik untukmu dan untuk-Nya. Kan ku tunjukkan pada dunia bahwa aku mampu, aku bisa memenuhi harapanmu. Doakan aku agar lebih tegar dalam menjalani hidup ini, dan doaku untukmu takkan terhenti hingga nanti kita bersama kembali di keabadian….
Ayah…
Untukmu kan kujaga sepenuh hati bunda dan mereka adik-adikku…!!

&&&
Seuntai kata yang kutulis kala aku mengingatmu, kala air mata ini jatuh bersama kepedihanmu sahabatku. . .

Sahabat..
Ini bukanlah akhir dari segalanya,,
Tapi, inilah awal yang baru untukmu..
Lembaran suci yang harus kau isi dengan senyuman
Tak boleh ada air mata luka yang jatuh membasahinya
Biarkanlah waktu menuntunmu tuk terus maju
Bangkit bersama mekarnya pheony dan magnolia yang indah
Jangan pernah menganggap kesepian mencengkrammu
Karena di sini, aku selalu ada untukmu..
Walau nanti jarak kan memisahkan, aktivitas kan menghalangi..
Percayalah,, dari hatiku yang paling dalam
Namamu selalu ada dalam untaian doaku..
Jadikanlah ini sebagai hikmah tuk menempuh masa depan yang cerah
Agar kau melihat air mata bahagia yang mengalir diwajah bundamu..
Agar  adikmu bisa termotivasi oleh kerasnya semangatmu..


Meymey >> Asyiily
(15/7/2013 | 21.00 WIB)

2 komentar: